Selasa, 18 November 2008

Bunda, Bagaimana Cermin itu?

Saat ini malam telah larut, cuaca terasa dingin dan sekitarku menjadi hening, sebening hati dan perasaan sayangku kepadamu. Walau kini tidak disampingmu, aku masih selalu ingat padamu, seperti yang kulakukan setiap waktu. Dan kini, kujalankan jari-jemariku untuk menulis sebuah surat yang hanya khusus untukmu…..bukan untuk yang lain….

Ya Allah,,
Aku teringat akan cerita itu tempo hari…
Saat itu aku masih kecil seumur bayi..
Dia belum bisa apa-apa, sehingga untuk menarik perhatian, aku hanya menangis ditengah malam membangunkan keluarga.

Kemudian, aku tumbuh menjadi gadis kecil yang selalu bermanja di pangkuan Bunda. Dan waktu terus berjalan…..sehingga kini aku telah menginjak remaja. Aku menjadi semakin besar, pintar, dan makin banyak pengalaman hidup yang telah aku miliki. Ah…aku pun jadi rindu ibuku…

Ya Allah….
Saat ini, aku sedang melukis bentuk kamarnya dibenakku. Kamar dimana kami sering berkumpul untuk bercerita banyak hal. Aku masih ingat detil kamarnya, ada almari baju, rak buku, kotak permen, dan Hmmm……cermin itu …yang selalu dia sebut sebagai cermin paling indah… Dia memang sudah lama memilikinya, dan aku yakin dia pasti makin suka, karena setiap hari membutuhkannya.

Ya Allah…..
Aku teringat sesuatu tentang cermin itu.
Dirumahnya, ada satu lagi cermin besar di ruang tamu. Tak jarang aku melihatnya bercermin disitu ketika dia tergesa-gesa berangkat.Bahkan didepan kaca jendela, sering….sering sekali aku melihatnya mematut diri apakah terlihat rapi atau tidak. Agar teman-temannya nanti tidak mengoloknya, begitu selalu katanya.Aku menduga, mungkin dia juga sering mengaca didepan etalase pertokoan untuk bercermin. Iya nggak ? hehe....

Bunda yang amat kusayangi,,,,
Jauh di lubuk hati yang paling dalam, ada yang ingin kubicarakan denganmu hari ini. Hanya sebentar saja, cukup sebentar. Nggak akan lama.

Wahai Bunda…..
Hari demi hari telah kita lalui.Telah banyak perubahan yang terjadi . Izinkanlah aku untuk bertanya sesuatu padamu…Kalau kau pandangi dirimu di cermin indah kamarmu itu, apa yang engkau lihat disana? Apakah sesosok ibu yang sudah cukup matang mengarungi hidup ataukah yang masih menjalani proses perubahan membentuk diri? Mungkin, engkau akan menjawab kedua-duanya…atau mungkin hanya salah satu jawaban…
Nggak apa-apa Bunda…Aku bisa memahaminya….

Bunda, ketika engkau didepan cermin yang indah itu….
Masih ingatkah dirimu berapa sering engkau bercermin?
Dan sadarkah engkau siapa yang muncul di cermin itu?
Ya, memang itu adalah engkau.Engkau Bunda…

Engkau yang dulu terlahir dari rahim Nenek, setelah malaikat meniup ruh dan menulis catatan tentangmu ketika engkau masih menjadi janin usia 4 bulan.

Wahai Bunda….
Ketahuilah…Aku semakin beranjak dewasa, dan telah banyak waktu yang kita lalui bersama-sama. Kukenal dirimu jauuuh lebih baik dari yang lainnya. Begitupula sebaliknya. Ada satu hal yang ingin kutanyakan lagi, “Apakah saat ini engkau telah mengenal dirimu sendiri, wahai bundaku tercinta?Bukan sekedar mengiyakan bahwa sosok bayangan depan cermin itu adalah dirimu? ” Jawablah Bunda, tak usah engkau malu-malu…..karena ini penting. Ini penting sekali sebagai bekal hidupku kelak, karena seperti yang kita sama-sama mengerti, sekarang ini aku sedang dalam proses mendewasakan diri…dan itu butuh bekal agar aku tidak salah arah.

Bunda sayang….. Izinkanlah aku mengatakan sesuatu kepadamu…

Ketahuilah oleh dirimu, bahwa aku dan kau sama-sama manusia, dua orang hamba yang banyak diberi karunia oleh Allah….karena memang Allah yang menciptakan diriku dan dirimu… Allah yang memenuhi kebutuhanku dan kebutuhanmu, dan Allah pula yang telah mengatur semuanya sehingga kita tumbuh segini besar. Hanya Dia, Bunda….
Ditangan-Nyalah diatur segala urusan, termasuk urusan langit, bumi, hewan, tumbuhan, dan kita para manusia…. Allah di atas langit pula yang telah menentkan bahwa kita tercipta sebagai wanita, sebagai muslimah…Dan lihatlah, betapa tingginya Allah memberi kedudukan kepada kita, sampai-sampai dalam kita suci kita, Al-Quran, Allah membuat surat khusus bernama “An-Nisa” yang artinya perempuan.


Wahai Bunda, engkau masih ingat nama surat itu bukan ?

Ini adalah satu diantara sekian tanda bahwa Allah memuliakan kedudukan wanita. Kelak Insya Allah, dari rahim kita lah akan lahir ummat Islam yang banyak, sehingga di hari Akhir nanti, Nabi kita, Nabi Muhammad Shollallaahu’alayhi wa sallam akan mengatakan dengan bangga atas jumlah ummat yang banyak. Bahkan, tentang kodrat wanita, RasuluLlah pun bersabda,

“Sesungguhnya dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalehah”.

Hadits ini disampaikan oleh Imam Muslim, dan memang benar dan shahih bahwa ini perkataan Rasul. Engkau kini yakin bukan bahwa Allah dan Rasul-Nya amat menjunjung martabat kita?

Bunda yang amat kusayangi… Kuajak diriku dan dirimu…Yakinlah dengan seyakin-yakinnya bahwa Allah memilih aku dan kau untuk hadir kedunia ini dengan hikmah penciptaan yang agung ; bukan sembarangan, karena Allah Maha Kuasa mencipta apapun yang dikehendaki-Nya, sehingga mustahil bagi Allah untuk sembarangan dalam berbuat, karena Dia Maha Mengetahui dan Maha Luas ilmu-Nya.

Sekarang, cobalah pikirkan lebih dalam… Sampai detik ini, telah banyak sekali nikmat Allah yang tercurah kepada kita sedari kita kecil sampai sekarang. Dan itu memang karena kebaikan Allah semata, bukan dari yang lain. Allah yang berkuasa berbuat kebaikan, Allah memberi nikmat sehat, ketenangan hati, teman sepergaulan yang baik, ini….itu…., tentu amat sangat banyak, sehingga aku tidak mampu menuliskan semuanya untukmu, karena aku yakin Allah selalu berbuat kebaikan kepada kita semua. Engkau ingat bukan……tempo hari kakimu tidak tergores meski berjalan di atas batu-batu. Itu adalah nikmat Allah yang mungkin terasa kecil bagi kita. Sedangkan ni'mat yang besar, dan yang paling besar yang mungkin kurang terpikirkan oleh kita…..adalah nikmat iman. Dengan nimat dari Allah yang satu ini, kita bisa dengan bangga menyandang predikat muslimah.

Sungguh Bunda……..tidak banyak wanita-wanita di dunia ini yang bisa dipanggil muslimah. Tengoklah ke negara-negara yang penduduknya tidak mengenal Allah sama sekali, atau mengenal Allah dengan hanya menyebut nama-Nya ketika sedang susah tertimpa bencana, atau bahkan mereka yang malah menyekutukan Allah dengan memohon bantuan kepada selain Dia. Engkau mengetahui keadaan mereka, bukan?

Semoga Allah melindungi kita supaya tidak termasuk golongan mereka. Amin.


Wahai Bunda…..

Marilah bersama-sama mengucapkan syukur AlhamduliLlah atas nikmat ini…karena semakin kita mempelajari nikmat Allah dan meyakini betapa Allah Maha Mengetahui atas jiwa-jiwa ini, kita akan bisa semakin memahami hikmah mengapa aku dan kau diciptakan, dan mengapa pula kita semua harus beribadah hanya kepada-Nya…..

Ya, benar….hanya kepada-Nya, karena memang Dia satu-satunya yang berhak untuk disembah. Lain tidak, karena selain Dia hanyalah ciptaan-Nya. Sehingga kita tidak boleh menduakan-Nya dengan apapun atau siapapun. Bagaimana, Bunda ? Engkau memahami hal ini, ‘kan? Aku berharap demikian, karena bagiku, tidak ada yang lebih kuinginkan darimu, kecuali kebaikan untukmu di dunia dan akhiratmu kelak. Karena apa? itu karena aku amat sayang kepadamu…..Aku sayang sekali padamu….

Bunda tercinta, tak terasa sudah kutulis berbaris-baris surat cintaku ini kepadamu. Insya Allah, apa yang kutulis ini adalah sebuah rasa sayng yang tulus dari hatiku, sebuah nasehat bagiku dan bagimu, agar kita bisa menemukan sosok dewasa cermin indah itu…. karena suatu hari nanti, kita pasti dan harus lebih dewasa daripada hari ini. Dan sebaiknya memang begitu, seiring usia yang bertambah, kita mejadi lebih mengenal akan diri kita yang sebenarnya dan lebih mengerti hak-hak Allah atas diri kita.


Kuakhiri suratku ini…Bunda… .

Dan kuberdoa semoga Allah mengasihi diriku, dirimu, keluarga kita dan kaum muslimin semuanya. Semoga kita selalu mencintai Allah dan Allah pun mencintai kita….Amin..........

Tidak ada komentar: