Kamis, 20 November 2008

Waktu Dan Anganku

Seandainya waktu takkan pernah berlalu
Kan ku rengkuh perasaan ini
menjalari waktu, merakit hati untuk segera mati
Hilang sudah, angan beserte rasa,
ditelan waktu yang tak menentu
Hilang tak berarah, berlebur dengan asa

Menjinjing pagi yang hening
Melepas malam yang pekat
Berdesir hawa subuh, menyelinap masuk menusuk kulitku
Andai angin subuh tahu, dia akan tersenyum pahit,
menghindari daun-daun hijau nan rapuh

Matahari pun akan menjadi dewa
dewa penyinar pemberi kehanyagatn
Dan waktu terus berlalu tak menentu
kepahitan demi kepahitan segera memelukku, menjamahku
seolah aku manusia bodoh

Aku pun tersenyum pada hidup yang terus memukulku,
menderaku serta menghajarku
bukan, aku tak mau menjadi manusia kalah, biarpun tetap menghempasku,
aku kan terus hidup walaupun dalam mimpi

Tidak ada komentar: